Bintaro Fingerboard: Taman Miniatur, Komunitas Kecil, dan Mimpi Besar

Written by Michael Rusli | Jun 18, 2025

Di antara deretan komunitas kreatif yang berkembang di kota besar, ada satu komunitas unik yang berkembang bukan dari studio keren atau ruangan ber-AC.

Setiap Jumat malam, ada sebuah cafe di Bintaro yang diramaikan oleh sekelompok anak muda yang datang untuk berkumpul, bercanda tawa, serta mengembangkan potensi diri dan satu sama lain, dengan kedok bermain fingerboard—skateboard mini yang ukurannya lebih kecil dari telapak tangan.

Dimulai dari tahun 2018, BFB awalnya hanya sekumpulan teman nongkrong yang punya hobi sama: main fingerboard. Tapi siapa sangka, dalam 7 tahun perjalanan, mereka tumbuh jadi komunitas yang solid, suportif, dan makin hari makin berdampak. Puncaknya, di tahun 2022-2023, komunitas ini mengalami pertumbuhan paling pesat—dari jumlah anggota, kualitas aktivitas, sampai ke visinya ke depan.

Dan dari situ, babak selanjutnya dari BFB resmi dimulai.

Akhirnya Punya Rumah

Salah satu tonggak penting BFB adalah saat mereka resmi punya “rumah” sendiri di Tuan Rumah Coffee Bintaro sejak tahun 2023. Sebelum itu, mereka biasa nongkrong dari satu kafe ke kafe lain, bawa fingerboard masing-masing, kadang fingerpark mini, dan duduk melingkar sambil main bareng. Kegiatan itu mereka sebut “kondangan”—istilah khas BFB buat main fingerboard rame-rame di luar basecamp. Sekarang, meskipun sudah punya markas tetap, tradisi kondangan tetap jalan. Sesekali mereka bawa fingerpark ke kafe lain, sekadar main bareng dan mengganti suasana.

“Rumah” mereka sekarang diapit taman depan dan belakang, dengan area terbuka yang memuat sedikitnya tiga miniatur skateboard park. Dan ketika berkunjung ke sini, kami disambut dengan atmosfer yang benar-benar hangat, seperti sedang dijamu oleh satu keluarga. Rasanya bukan seperti main ke coffeeshop pada umumnya, tapi lebih seperti mampir ke rumah teman lama. Ada yang main fingerboard, kadang ada yang buka laptop mengejar kerjaan, ada juga yang sekadar nongkrong sambil ngobrol, dan makan bersama di sekeliling meja panjang.

Bukan cuma tempat main, BFB menjadi ruang aman dan nyaman untuk semua yang terlibat di dalamnya.

Ony: Founder Nggak Mau Disebut Founder

Sosok sentral dari BFB adalah Ony, orang yang memulai semuanya tapi menolak disebut sebagai "founder" atau "owner". Bagi Ony, perannya hanya sebagai pengurus, penjaga rumah, dan kadang jadi kakak serta mentor.

Ony sendiri kenal fingerboard karena kecelakaan yang membuatnya nggak bisa main skateboard, dan fingerboard jadi pelariannya. Dari situ dia makin menyukai fingerboard, dan akhirnya ketemu teman-teman untuk main bareng. Tanpa sadar, komunitas mulai terbentuk dengan sendirinya.

Uniknya, sehari setelah peresmian fingerpark BFB pertama di 2023, Ony justru harus kehilangan pekerjaan utamanya. Tapi itu bukan akhir—justru jadi momen penting Ony untuk fokus sepenuhnya ke BFB. Dan dari situ, semuanya makin berkembang.

Bukan Sekadar Komunitas, Tapi Keluarga

Hal yang bikin BFB berbeda adalah bagaimana komunitas ini tumbuh dengan tujuan yang lebih besar dari sekadar kumpul-kumpul. Di dalamnya ada anak-anak muda—bahkan pelajar SMP—yang datang bukan cuma cari tempat nongkrong, tapi cari arah dan dukungan.

Beberapa dari mereka punya bakat besar dalam fingerboard, tapi masih butuh dorongan dalam hal percaya diri, komunikasi, dan membangun reputasi. Ony bukan mentor profesional, tapi ketika melihat potensi itu, ia merasa bertanggung jawab untuk bantu mereka berkembang. Kadang menemani mereka ikut lomba supaya mereka punya support system yang ada di sisi mereka. Kadang membantu bikin konten, menyambungkan ke brand, atau membantu cari jalan untuk mendapatkan exposure.

Pernah juga ada salah satu anggota BFB yang ingin ganti handphone supaya bisa bikin konten fingerboard lebih bagus. Solusinya? Dicarikan project kecil agar anggotanya ini bisa kerja, mengumpulkan uang, dan beli handphone dari hasil keringat sendiri. Bukan cuma soal alat, tapi proses yang memastikan bahwa mereka belajar nilai penting dari kerja keras dan tanggung jawab.

Kini, ada beberapa dari mereka yang mulai dikenal brand—baik brand fingerboard maupun fashion—sebagai rider (brand ambassador di dunia fingerboard). Sebuah pencapaian yang tumbuh dari semangat, bukan modal besar.

Fingerboard Bisa Jadi Masa Depan

Fingerboard belum dilihat sebagai sesuatu yang serius di Indonesia, namun mimpi mereka besar. Kiblat fingerboard dunia ada di Jerman. Untuk bisa tanding di sana, anak-anak dari komunitas seperti BFB harus berjuang secara mandiri. Dan sekarang ini, BFB bersama dengan komunitas fingerboard lainnya juga sedang mengajukan fingerboard menjadi cabang olahraga resmi di mata Kemenpora.

Perjalanannya masih cukup jauh, tapi ada titik cerah yang memberikan harapan. Momen-momen berharga dimana eksistensi BFB mendapatkan sorotan entah dari media alternatif, televisi, maupun panggung internasional seperti aktivasi brand fingerboard terkemuka Tech Deck, menjadi pegangan bagi BFB dan teman-teman komunitas fingerboard lainnya di Indonesia untuk tetap melanjutkan perjalanan, mengejar mimpi besar bersama.

Sekarang, BFB sudah resmi berbadan hukum sebagai PT, dengan bantuan para anggotanya sendiri. Tujuannya jelas: membangun ekosistem fingerboard yang bisa jadi sumber penghidupan—dari merchandise, produk fingerboard lokal, hingga kolaborasi dengan brand-brand kreatif lainnya.

Meja Kecil, Mimpi Besar

Bintaro Fingerboard mungkin lahir dari sepotong papan kecil, tapi yang mereka bangun jauh lebih besar dari itu. Di sini, fingerboard hanyalah alasan awal. Yang muncul saat kami menilik lebih dalam adalah ikatan yang kuat, persahabatan yang tulus, dan perasaan saling memiliki.

Di tengah meja fingerpark dan papan mungil yang saling berpindah tangan, siapapun bisa merasakan hangatnya obrolan yang akrab, tawa lepas, dan kadang diskusi serius tentang masa depan. Rasanya, dengan seringnya bahasan soal komunitas sampai arti dari kata itu sendiri mulai pudar, BFB mengingatkan kembali kalau ini manifestasi sebenar-benarnya dari sebuah komunitas: Sekelompok orang yang menemukan satu sama lain, yang seiring waktu membangun kepercayaan mereka baik terhadap diri sendiri, satu sama lain, maupun mimpi yang mereka bangun, hidupi, dan kejar bersama. Satu unit kecil yang terus bertumbuh, mendukung satu sama lain, dan percaya bahwa siapapun bisa punya tempat selama datang dengan semangat yang baik.

Kalau kalian penasaran, sisihkan satu Jumat malam untuk mampir ke meetup BFB di Tuan Rumah Coffee di Bintaro. Kami jamin BFB akan menyambut kalian dengan hangat.

Instagram: https://www.instagram.com/bfb.indo/

About Writer

Michael Rusli

Tags

Related Articles

What's Trending